Swiss termasuk dalam 10 negara terkaya di dunia dengan pendapatan perkapita Rp 395 juta pertahun. Penduduk Swiss juga menganggap liburan adalah kebutuhan utama, dan mereka selalu menyisihkan dana untuk berwisata keluar negeri setidaknya setahun sekali.
Hal itu tidak disia-siakan KBRI Bern untuk mempromosikan aneka destinasi wisata Indonesia. Staf Pensosbud KBRI Bern Budiman Wiriakusumah dalam rilis kepada detikTravel, Selasa (28/2/2012) mengatakan, upaya mengenalkan wisata Indonesia dilakukan dengan banyak cara.
"Melihat kesempatan emas ini KBRI Bern selalu berupaya mengenalkan destinasi wisata Indonesia yang masih belum banyak dikenal dengan mencocokannya dengan kebutuhan serta karakteristik wisatawan Swiss," kata dia.
Destinasi Indonesia dipromosikan lewat sebuah buku panduan mengenai destinasi Indonesia. Ada pula promosi di transportasi umum dan membuka stand-stand informasi wisata dalam setiap kegiatan.
Nah, belakangan ecotourism atau green tourism juga mendapat perhatian. KBRI Bern menggaet Tele Zueri, mengundang Presiden yayasan lingkungan hidup Paneco, Regina Frey untuk berkunjung ke daerah konservasi orangutan di Bukitlawang serta pusat pembelajaran lingkungan untuk masyarakat lokal di Sumatera Utara, pada 10 Februari-8 Maret 2012.
Masih banyak destinasi Ecotourism Indonesia yang masih perlu promosi di Swiss. Destinasi itu misalnya sejumlah taman nasional di Kerinci Seblat, Siberut, Ujung Kulon, Baluran, Alas Purwo. Untuk bahari ada Selayar, Tangkoko Duasaudara, Kepulauan Togean, Taman Laut Wakatobi, Seram Sawai dan Raja Ampat.
"Indonesia pun harus berbenah menyambut kedatangan wisatawan hijau dari mancanegara. Sehingga Ecotourism bukan hanya berwisata ke daerah hijau namun berwisata dengan tanggung jawab ke daerah konservasi dan meningkatkan taraf hidup penduduk setempat," kata dia.
- Oleh: Fitraya Ramadhanny - detikTravel
0 komentar :
Posting Komentar