News
Cadangan Aspal Buton RI Bisa Cukup 300 Tahun
Cadangan Aspal Buton RI Bisa Cukup 300 Tahun
Diposting oleh
Indonesia On The Move
di
14.13.00
Jakarta - Penggunaan aspal Buton di Indonesia masih sangat terbatas karena keterbatasan teknologi untuk memanfaatkannya. Padahal Indonesia memiliki cadangan aspal buton hingga 300 tahun.
"Potensinya ada sampai 300 tahun dan per tahun bisa diambil 1 juta ton. Itu potensinya sangat besar, tetapi itu harus dicampur dengan aspal minyak agar misa digunakan," kata Vice President Petrochemical Trading Denni Wisnuwardani, Jumat (9/3/2012)
Petrochemical Trading yang merupakan anak usaha Pertamina salah satu yang mengembangkan bisnis aspal buton walau dalam jumlah terbatas. Ia mengakui penggunaan aspal buton masih kurang praktis dan belum berkembang teknologi untuk memanfaatkannya.
"Kita masih menunggu sertifkasi dari bina marga (kementerian PU), kalau PU meloloskan berarti itu cocok. Mungkin yang kurang cocok saat ini terkait masalah keekonomiannya, kalau pakai aspal buton kan harus dipanaskan terlebih dahulu, kan kontraktor malas kalau memanaskan terus menerus. Pengennya kontraktor menggunakan aspal yang mudah dan praktis dipakai," katanya.
Menurutnya perseroan saat ini bergerak dibidang perdagangan petrokimia antaralain aspal (curah dan rum), aspal modefied, paraxylene, benzene, proplyne, polypropylene, polyethylene, green coke, minirax, paraffinic, slack wax, parafin wax, agrokimia, solphy, laws, SPBx, SGO, Minasol, pertasol, solvent cemara, kondensat, oil bace mud, biofuel dan lain-lain.
"Kalau aspal nggak bisa diharapkan karena itu sebatas pemenuhan kebutuhan nasional," katanya.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian PU berkomitmen menggunakan aspal buton, misalnya tahun 2010 ditingkatkan menjadi 33.477,94 ton senilai Rp 2,3 triliun. Sehingga penggunaan produk lokal bisa lebih banyak terserap dari pada harus mengunakan aspal impor.
Volume asbuton sebanyak 33.477,94 ton tersebut akan digunakan untuk melapisi jalan nasional sepanjang 463,20 Km yang tersebar di 27 provinsi. Target tersebut lebih besar dari penggunaan pada tahun 2009 di seluruh Indonesia sebanyak 21.265,51 ton untuk pelapisan jalan yang sebelumnya ditargetkan sebanyak 32.171,4 ton.
"Kalau nanti Pertamina itu sudah bisa dipercaya oleh PU, bahwa aspal yang kita kelola itu kualitasnya bagus dan kualitas juga bisa dipenuhi, kita berharap karena kita sama bagian dari pemeritahan, pertamina bisa menjadi andalannya PU untuk mensuplai aspal ke depan," katanya.
(hen/dnl)
Feby Dwi Sutianto - detikFinance
"Potensinya ada sampai 300 tahun dan per tahun bisa diambil 1 juta ton. Itu potensinya sangat besar, tetapi itu harus dicampur dengan aspal minyak agar misa digunakan," kata Vice President Petrochemical Trading Denni Wisnuwardani, Jumat (9/3/2012)
Petrochemical Trading yang merupakan anak usaha Pertamina salah satu yang mengembangkan bisnis aspal buton walau dalam jumlah terbatas. Ia mengakui penggunaan aspal buton masih kurang praktis dan belum berkembang teknologi untuk memanfaatkannya.
"Kita masih menunggu sertifkasi dari bina marga (kementerian PU), kalau PU meloloskan berarti itu cocok. Mungkin yang kurang cocok saat ini terkait masalah keekonomiannya, kalau pakai aspal buton kan harus dipanaskan terlebih dahulu, kan kontraktor malas kalau memanaskan terus menerus. Pengennya kontraktor menggunakan aspal yang mudah dan praktis dipakai," katanya.
Menurutnya perseroan saat ini bergerak dibidang perdagangan petrokimia antaralain aspal (curah dan rum), aspal modefied, paraxylene, benzene, proplyne, polypropylene, polyethylene, green coke, minirax, paraffinic, slack wax, parafin wax, agrokimia, solphy, laws, SPBx, SGO, Minasol, pertasol, solvent cemara, kondensat, oil bace mud, biofuel dan lain-lain.
"Kalau aspal nggak bisa diharapkan karena itu sebatas pemenuhan kebutuhan nasional," katanya.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian PU berkomitmen menggunakan aspal buton, misalnya tahun 2010 ditingkatkan menjadi 33.477,94 ton senilai Rp 2,3 triliun. Sehingga penggunaan produk lokal bisa lebih banyak terserap dari pada harus mengunakan aspal impor.
Volume asbuton sebanyak 33.477,94 ton tersebut akan digunakan untuk melapisi jalan nasional sepanjang 463,20 Km yang tersebar di 27 provinsi. Target tersebut lebih besar dari penggunaan pada tahun 2009 di seluruh Indonesia sebanyak 21.265,51 ton untuk pelapisan jalan yang sebelumnya ditargetkan sebanyak 32.171,4 ton.
"Kalau nanti Pertamina itu sudah bisa dipercaya oleh PU, bahwa aspal yang kita kelola itu kualitasnya bagus dan kualitas juga bisa dipenuhi, kita berharap karena kita sama bagian dari pemeritahan, pertamina bisa menjadi andalannya PU untuk mensuplai aspal ke depan," katanya.
(hen/dnl)
Feby Dwi Sutianto - detikFinance
0 komentar :
Posting Komentar