News
Racun Tomcat Lebih Ganas daripada Kobra
Racun Tomcat Lebih Ganas daripada Kobra
Diposting oleh
Indonesia On The Move
di
14.25.00
INILAH.COM, Jakarta - Serangga tomcat memang sedang hangat diperbincangkan. Bukan lantaran datang tiba-tiba dan menyerang sebuah pemukinan elit di Surabaya, serangga ini diklaim bisa mengeluarkan racun berbahaya.
Tomcat termasuk golongan kumbang. Meski ia tidak menggigit atau menyengat, hewan satu ini perlu diwaspadai. Kumbang tersebut dapat mengeluarkan toksin atau racun bila bersentuhan dengan kulit manusia secara langsung.
Racun yang terkandung dalam serangga ini dikenali sebagai ‘aederin’: (C24 H43 O9 N) dinamakan dalam tahun 1953. Cairan ini disinyalir 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra.
Namun racun itu bisa mencemar secara tidak langsung bila manusia bersentuhan dengan baju, atau benda lain yang terkena. Racun yang dikeluarkan bisa menyebabkan iritasi. Gejala baru muncul dalam waktu 12-36 jam. Dan iritasi dapat berlangsung dari dua sampai tiga pekan.
Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis otomatis seperti seprei dan uba rampe-nya, handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan.
Bersentuhan dengan kumbang ini saat merayap atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjunktivitis dan penyakit kulit yang dikenal dengan herpes, dermatitis linearis, dan aederus dermatitis.
Pencegahan dan Pengobatan
Tomcat sangat senang bila berada di tempat yang terang penuh cahaya, sehingga sebaiknya hindari berada terlalu dekat dengan cahaya lampu atau minimalkan penggunaan cahaya dekat pintu dan jendela.
Gunakan jaring nyamuk atau semprot aerosol atau pestisida organik dari campuran laos, daun mimba, dan sereh untuk mematikan kumbang yang masuk.
Bila ada kumbang kanai yang hinggap di kulit, jangan mematikannya di tubuh, namun tiup hingga pergi.
Jika kulit mengalami kontak dengan serangga ini, timbul sensasi terbakar yang kemudian menjadi kemerahan disertai munculnya nanah di bagian tengah dalam beberapa hari.
Segera cuci bagian yang terkena dengan air dan sabun. Jika terjadi reaksi kulit, cuci dengan antiseptik ringan pemanganate kalium dilusian (Kmn04) seperti hydrocortisone 1% dan krim steroid lemah misalnya betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 5%.
Jangan menggaruk luka, karena racunnya bahkan dapat berpindah ke bagian lain kulit lewat cairan di luka. Namun, bila luka terjadi pada area mata dan selaput lendir, sebaiknya segera ke dokter.
Dengan pengobatan, umumnya luka akan membaik dalam 10 hari hingga tiga minggu tanpa menimbulkan bekas. Namun, luka dapat membekas jika melibatkan dermis.
Dokter juga menyarankan untuk menghindari sinar matahari agar tak terjadi inflamasi luka yang menyebabkan bekas kehitaman.
Tomcat termasuk golongan kumbang. Meski ia tidak menggigit atau menyengat, hewan satu ini perlu diwaspadai. Kumbang tersebut dapat mengeluarkan toksin atau racun bila bersentuhan dengan kulit manusia secara langsung.
Racun yang terkandung dalam serangga ini dikenali sebagai ‘aederin’: (C24 H43 O9 N) dinamakan dalam tahun 1953. Cairan ini disinyalir 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra.
Namun racun itu bisa mencemar secara tidak langsung bila manusia bersentuhan dengan baju, atau benda lain yang terkena. Racun yang dikeluarkan bisa menyebabkan iritasi. Gejala baru muncul dalam waktu 12-36 jam. Dan iritasi dapat berlangsung dari dua sampai tiga pekan.
Itu sebabnya, jika sudah terkena dermatitis otomatis seperti seprei dan uba rampe-nya, handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun tomcat harus dibersihkan.
Bersentuhan dengan kumbang ini saat merayap atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjunktivitis dan penyakit kulit yang dikenal dengan herpes, dermatitis linearis, dan aederus dermatitis.
Pencegahan dan Pengobatan
Tomcat sangat senang bila berada di tempat yang terang penuh cahaya, sehingga sebaiknya hindari berada terlalu dekat dengan cahaya lampu atau minimalkan penggunaan cahaya dekat pintu dan jendela.
Gunakan jaring nyamuk atau semprot aerosol atau pestisida organik dari campuran laos, daun mimba, dan sereh untuk mematikan kumbang yang masuk.
Bila ada kumbang kanai yang hinggap di kulit, jangan mematikannya di tubuh, namun tiup hingga pergi.
Jika kulit mengalami kontak dengan serangga ini, timbul sensasi terbakar yang kemudian menjadi kemerahan disertai munculnya nanah di bagian tengah dalam beberapa hari.
Segera cuci bagian yang terkena dengan air dan sabun. Jika terjadi reaksi kulit, cuci dengan antiseptik ringan pemanganate kalium dilusian (Kmn04) seperti hydrocortisone 1% dan krim steroid lemah misalnya betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 5%.
Jangan menggaruk luka, karena racunnya bahkan dapat berpindah ke bagian lain kulit lewat cairan di luka. Namun, bila luka terjadi pada area mata dan selaput lendir, sebaiknya segera ke dokter.
Dengan pengobatan, umumnya luka akan membaik dalam 10 hari hingga tiga minggu tanpa menimbulkan bekas. Namun, luka dapat membekas jika melibatkan dermis.
Dokter juga menyarankan untuk menghindari sinar matahari agar tak terjadi inflamasi luka yang menyebabkan bekas kehitaman.
0 komentar :
Posting Komentar