Diversity
Batan Kembangkan Padi Dayang Rindu Melalui Rekayasa Genetik
Batan Kembangkan Padi Dayang Rindu Melalui Rekayasa Genetik
Diposting oleh
Dewi Damayanti
di
17.04.00
MUSI RAWAS--MICOM: Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) siap
mengembangkan padi gogo varietas lokal asal Kabupaten Musi Rawas,
Sumatra Selatan, bernama dayang rindu melalui rekayasa genetik.
"Batan sudah menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan padi dayang rindu melalui rekayasa genetik dengan menggunakan teknologi nuklir," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Unggul (BBU) pada Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Musi Rawas, Gito Surono, Selasa (30/10).
Kesiapan Batan untuk mengembangkan padi gogo asal daerah itu yang memiliki aroma dan cita rasa khas tersebut, kata dia, diketahui dengan adanya pemberian benih padi tiga varietas hasil penemuan Batan ke BBU setempat untuk dikembangkan.
Ketiga varietas ini terdiri atas varietas mira-1, kemudian invari sidenok dan varietas bestari serta benih kedelai varietas mutiara-1.
Jika sudah ada komitmen dari pemerintah setempat atau kerja sama dengan perguruan tinggi, Batan akan segera menyiapkan tenaga ahli berikut peralatan laboratorium. Pengembangannya akan dilakukan melalui rekayasa genetik melalui penyinaran dengan energi nuklir, sehingga dapat memperpendek umur tanam atau genjah dari enam bulan menjadi empat bulan serta dapat ditanam di berbagai lokasi.
Selama ini padi dayang rindu hanya dapat tumbuh dengan baik di dua kecamatan dari 21 kecamatan di daerah itu, yakni Kecamatan Jayaloka dan Sukakarya. Kendati padi jenis ini dapat tumbuh subur di kecamatan lainnya, namun wangi aroma beras yang dihasilkan tidak sama dengan di dua kecamatan tadi.
Tidak heran jika beras dayang rindu asal daerah itu kerap dijadikan oleh-oleh untuk pejabat dari pemerintah pusat saat berkunjung ke daerah ini, selain berasnya pulen juga beraroma wangi.
Di pasaran lokal beras dayang rindu dijual petani Rp10.000 per kilogram dan biasanya sebelum panen jauh-jauh hari sudah dipesan oleh pembeli baik dari Kabupaten Musi Rawas maupun daerah lainnya. (Ant/OL-9)
"Batan sudah menyatakan kesiapannya untuk mengembangkan padi dayang rindu melalui rekayasa genetik dengan menggunakan teknologi nuklir," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Unggul (BBU) pada Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Musi Rawas, Gito Surono, Selasa (30/10).
Kesiapan Batan untuk mengembangkan padi gogo asal daerah itu yang memiliki aroma dan cita rasa khas tersebut, kata dia, diketahui dengan adanya pemberian benih padi tiga varietas hasil penemuan Batan ke BBU setempat untuk dikembangkan.
Ketiga varietas ini terdiri atas varietas mira-1, kemudian invari sidenok dan varietas bestari serta benih kedelai varietas mutiara-1.
Jika sudah ada komitmen dari pemerintah setempat atau kerja sama dengan perguruan tinggi, Batan akan segera menyiapkan tenaga ahli berikut peralatan laboratorium. Pengembangannya akan dilakukan melalui rekayasa genetik melalui penyinaran dengan energi nuklir, sehingga dapat memperpendek umur tanam atau genjah dari enam bulan menjadi empat bulan serta dapat ditanam di berbagai lokasi.
Selama ini padi dayang rindu hanya dapat tumbuh dengan baik di dua kecamatan dari 21 kecamatan di daerah itu, yakni Kecamatan Jayaloka dan Sukakarya. Kendati padi jenis ini dapat tumbuh subur di kecamatan lainnya, namun wangi aroma beras yang dihasilkan tidak sama dengan di dua kecamatan tadi.
Tidak heran jika beras dayang rindu asal daerah itu kerap dijadikan oleh-oleh untuk pejabat dari pemerintah pusat saat berkunjung ke daerah ini, selain berasnya pulen juga beraroma wangi.
Di pasaran lokal beras dayang rindu dijual petani Rp10.000 per kilogram dan biasanya sebelum panen jauh-jauh hari sudah dipesan oleh pembeli baik dari Kabupaten Musi Rawas maupun daerah lainnya. (Ant/OL-9)
0 komentar :
Posting Komentar