Ia mengatakan gagasan pengadaan bus khusus pariwisata tersebut dimaksudkan untuk memudahkan wisatawan mengunjungi obyek-obyek wisata yang tidak terjangkau bus umum, termasuk Trans Jogja.
Menurut Sinang, trayek bus umum maupun Trans Jogja belum menjangkau seluruh wilayah strategis, termasuk obyek-obyek wisata di Yogyakarta. "Saat ini bus umum maupun Trans Jogja belum banyak membantu wisatawan untuk mengunjungi obyek-obyek wisata," katanya.
Rencana pengadaan bus khusus pariwisata akan bekerja sama dengan Perusahaan Bus Damri sebagai bus yang disubsidi pemerintah. "Kalau bekerja sama dengan perusahaan bus swasta, belum tentu mereka mau, karena ini khusus untuk pariwisata, bukan untuk penumpang umum," katanya.
Pengadaan bus tersebut rencananya akan dilengkapi dengan pembangunan halte bus di setiap obyek wisata yang selama ini belum terjangkau bus umum.
Senada dengan Sinang, pengamat transportasi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Joewono Soemardjito mengatakan jumlah bus Trans Jogja sebagai moda transportasi utama di daerah ini belum bisa menjangkau seluruh obyek wisata di Yogyakarta.
"Banyak calon penumpang di lokasi-lokasi strategis, namun jika ingin menggunakan Trans Jogja masih harus berjalan jauh menuju halte," katanya.
Menurut Joewono, bus Trans Jogja seharusnya dapat menjadi moda transportasi utama bagi masyarakat, sekaligus memudahkan wisatawan untuk berkeliling Yogyakarta, secara praktis dan ekonomis.
"Konsep awal pengadaan bus Trans Jogja agar memberikan nilai ekonomis, memang sudah tepat sebagai solusi untuk memudahkan masyarakat Yogyakarta dalam memperoleh layanan transportasi," katanya.
Oleh karena itu, tambah Joewono, bus Trans Jogja seharusnya bisa dipertahankan sebagai transportasi massal utama di Yogyakarta.
0 komentar :
Posting Komentar