Diversity
Belarusia Siap Investasi Alat Berat dan Pertanian di Indonesia
Belarusia Siap Investasi Alat Berat dan Pertanian di Indonesia
Diposting oleh
Dewi Damayanti
di
12.56.00
Jakarta - Menteri Perindustrian Belarusia Dmitry
Katerinich menyambangi Menteri Perindustrian RI, MS Hidayat pagi ini.
Kunjungan tersebut menunjukkan minat negara Belarusia untuk berinvestasi
di Indonesia.
MS Hidayat mengatakan, Belarusia berminat untuk menanamkan investasi di sektor pertanian, dan produksi alat-alat berat. Diketahui, Belarusia merupakan salah satu negara penghasil alat berat terbesar di dunia.
"Menterinya itu ingin investasi di Indonesia untuk heavy equipment karena dia produsen terbaik. Di dunia untuk alat-alat berat, traktor, dump truck untuk mining," ungkap Hidayat saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (19/3/2013).
Hidayat mengatakan, ada beberapa keinginan yang disampaikan oleh pihak Belarusia sendiri, seperti regulasi, lokasi, dan rencana menggandeng mitra lokal. Menurut Hidayat, pemerintah Indonesia akan mengupayakan hal tersebut, karena selama ini, produksi alat berat di dalam negeri belum dapat mengimbangi kebutuhan.
"Mereka ekspor 70% ke seluruh dunia. Setahun kita bisa butuh 16 ribu unit, kita hanya bisa memproduksi 8 ribu unit. Jadi itu kan peluang," paparnya.
Secara terpisah, Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto menyebut, minat investasi negara berpopulasi 9,6 juta jiwa ini pun akan bergerak di sektor pertanian, yakni untuk memproduksi pupuk NPK. Indonesia masih belum memproduksi jenis pupuk ini di dalam negeri.
"Kemungkinan juga di bidang pupuk juga karena kita sedang mengembangkan pupuk NPK. Dimana komponen NPK itu kalium botase, dimana kita hampir seluruhnya masih impor. Sejauh ini kalium itu nggak ada di Indonesia," jelas Panggah.
Pertemuan yang tertutup ini berlangsung sejak pukul 10.00 hingga pukul 11.00. Menteri Perindustrian MS Hidayat didampingi oleh jajaran eselon 1 seperti Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Budi Darmadi dan Dirjen Basis Industri Manufaktur Panggah Susanto.
Rencananya, pertemuan lebih lanjut akan digelar pukul 15.00 sore nanti, yang mana pembahasan bilateral akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko.
Zulfi Suhendra - detikfinance
MS Hidayat mengatakan, Belarusia berminat untuk menanamkan investasi di sektor pertanian, dan produksi alat-alat berat. Diketahui, Belarusia merupakan salah satu negara penghasil alat berat terbesar di dunia.
"Menterinya itu ingin investasi di Indonesia untuk heavy equipment karena dia produsen terbaik. Di dunia untuk alat-alat berat, traktor, dump truck untuk mining," ungkap Hidayat saat ditemui di kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (19/3/2013).
Hidayat mengatakan, ada beberapa keinginan yang disampaikan oleh pihak Belarusia sendiri, seperti regulasi, lokasi, dan rencana menggandeng mitra lokal. Menurut Hidayat, pemerintah Indonesia akan mengupayakan hal tersebut, karena selama ini, produksi alat berat di dalam negeri belum dapat mengimbangi kebutuhan.
"Mereka ekspor 70% ke seluruh dunia. Setahun kita bisa butuh 16 ribu unit, kita hanya bisa memproduksi 8 ribu unit. Jadi itu kan peluang," paparnya.
Secara terpisah, Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto menyebut, minat investasi negara berpopulasi 9,6 juta jiwa ini pun akan bergerak di sektor pertanian, yakni untuk memproduksi pupuk NPK. Indonesia masih belum memproduksi jenis pupuk ini di dalam negeri.
"Kemungkinan juga di bidang pupuk juga karena kita sedang mengembangkan pupuk NPK. Dimana komponen NPK itu kalium botase, dimana kita hampir seluruhnya masih impor. Sejauh ini kalium itu nggak ada di Indonesia," jelas Panggah.
Pertemuan yang tertutup ini berlangsung sejak pukul 10.00 hingga pukul 11.00. Menteri Perindustrian MS Hidayat didampingi oleh jajaran eselon 1 seperti Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Budi Darmadi dan Dirjen Basis Industri Manufaktur Panggah Susanto.
Rencananya, pertemuan lebih lanjut akan digelar pukul 15.00 sore nanti, yang mana pembahasan bilateral akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko.
Zulfi Suhendra - detikfinance
0 komentar :
Posting Komentar